Problem Solving & Desicion Making - Part I

MASALAH DAN BAGAIMANA MEMECAHKANNYA

Kata ‘masalah’ sudah tidak asing lagi bagi kita. Setiap hari kita pasti menghadapi berbagai macam permasalahan. Masalah adalah kesulitan atau rintangan yang pasti ditemui dalam setiap pencapaian sebuah tujuan. Namun justru karena ada masalah inilah sebuah tim akan semakin dinamis dan berkembang, jika dalam tim itu mampu menyikapi setiap permasalahan dengan pemikiran yang positif.

Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan :

1. Mengenali dan mendefinisikan sebuah masalah
2. Menganalisis masalah
3. Mengembangkan kemungkinan solusi
4. Mengevaluasi solusi
5. Mengimplementasikan solusi terpilih

MANAGEMENT KONFLIK

Setiap manusia itu diciptakan dengan keunikan masing-masing, setiap manusia tidak ada yang sama. Sehingga manusia akan sering mengalami percekcokan, perselisihan, ataupun pertentangan satu sama lain, yang disebut dengan konflik.

Konflik akan selalu melibatkan emosi / perasaan, yang akan menimbulkan permasalahan atau akan bersifat destruktif jika tidak dimanage dengan baik. Dan sebaliknya konflik akan bersifat konstruktif jika dimanage dengan baik, dikelola, dan dipecahkan dengan jalan yang benar. Sehingga justru karena konflik inilah sebuah tim akan dinamis dan akan menjadi tim yang kuat.

Konflik adalah unsur yang mendasar dan diperlukan dalam semua hubungan yang sehat. Hubungan yang sama sekali tidak pernah mengalami konflik berarti palsu, dangkal, dan begitu formal sehingga jarang menghasilkan inovasi atau kemajuan yang dinamis. Akhirnya timbullah kebosanan dan pengambilan keputusan yang buruk.


Tanda-tanda konflik

Gejala adalah tanda konflik tingkat awal, yang dapat mengambil bentuk salah satu di bawah ini :

- Jelas ( pertengkaran, adu mulut )
- Samar-samar ( suasana yang terlalu tenang )
- Aktif ( adanya kata-kata keras dan kasar )
- Pasif ( tidak saling bertegur sapa )


Tindakan adalah tanda konflik tingkat lanjut yang dapat meliputi alternatif seperti berikut ini :

- Penyesatan informasi ( memberi info yang tidak benar tentang “lawan” )
- Birokrasi berlebihan ( mempersulit “lawan” dalam aktifitasnya )
- Sabotase ( menggagalkan aktifitas “lawan” )
- Peran serta dalam tim berkurang


Konflik biasanya diawali dengan gejala, apabila tidak ada upaya penyelesaian yang serius, konflik dapat menjadi resisten atau meningkat ke arah tindakan yang akhirnya akan bersifat destruktif. Kepekaan seseorang terhadap adanya konflik akan sangat berarti bagi upaya penyelesaian konflik.

No comments:

Post a Comment